Anda bukan member jadi belum bisa melihat isinya silahkan <a href="http://forum.blackgarden.co.cc/profile.forum?mode=register" target="_self">Register</a> atau jika sudah jadi member silahkan <a href="http://forum.blackgarden.co.cc/login.forum?connexion" target="_self">Join</a>
Anda bukan member jadi belum bisa melihat isinya silahkan <a href="http://forum.blackgarden.co.cc/profile.forum?mode=register" target="_self">Register</a> atau jika sudah jadi member silahkan <a href="http://forum.blackgarden.co.cc/login.forum?connexion" target="_self">Join</a>
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Talking About Everything
 
PortalHomeLatest imagesGallerySearchRegisterLog in
Jangan mencoba menjadi spam !!!
March 2024
MonTueWedThuFriSatSun
    123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
CalendarCalendar
Search
 
 

Display results as :
 
Rechercher Advanced Search
Navigation
 Portal
 Index
 Memberlist
 Profile
 User Group
Latest topics
» This individual undoubtedly features a sort! Alex Rodriguez relaxes from the swimming using a muscly Cameron Diaz look-alike
Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan Icon_minitimeWed Nov 16, 2011 9:57 am by zhiaiwudi42

» Shane Warne keeps firm grip of Liz Hurley's hand at his club launch, with womanising golfer on the prowl.
Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan Icon_minitimeTue Nov 08, 2011 2:30 pm by palmina

» Former G.M. of Dodgers Is Interested in Buying
Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan Icon_minitimeFri Nov 04, 2011 2:33 pm by youxieshi

» McCourt to pay $131M in divorce settlement
Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan Icon_minitimeFri Nov 04, 2011 9:30 am by Magdalene

» Berlusconi Defiant as EU’s Focus Shifts to Italy
Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan Icon_minitimeMon Oct 31, 2011 4:21 pm by Swinderman

» Wall Street protesters find cities' patience wearing thin
Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan Icon_minitimeThu Oct 27, 2011 2:46 pm by zhendeainia

» Republicans Embrace Twitter for ’12
Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan Icon_minitimeTue Oct 25, 2011 8:28 am by weishinia

» Close your eyes and taste it
Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan Icon_minitimeFri Oct 21, 2011 8:38 am by qiheitiann

» Tips for bargain
Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan Icon_minitimeWed Oct 19, 2011 3:49 pm by slinna

» ESA Internet Security 2010 10 <^__^>
Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan Icon_minitimeThu Apr 28, 2011 12:27 am by aam saputra

Yahoo Search Engine

 

 Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan

Go down 
AuthorMessage
izal vs betmen
666
666
izal vs betmen



Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan Empty
20090403
PostDewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan

[You must be registered and logged in to see this image.]


Indotoplist.com : Dewi Sartika (Bandung, 4 Desember 1884 - Tasikmalaya, 11 September 1947), tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan, diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia tahun 1966.

Dewi Sartika dilahirkan dari keluarga priyayi Sunda, Nyi Raden Rajapermas dan Raden Somanagara. Meski melanggar adat saat itu, orang tuanya bersikukuh menyekolahkan Dewi Sartika, ke sekolah Belanda pula. Sepeninggal ayahnya, Dewi Sartika dirawat oleh pamannya (kakak ibunya) yang berkedudukan sebagai patih di Cicalengka. Dari pamannya, beliau mendapatkan didikan mengenai kesundaan, sedangkan wawasan kebudayaan Barat diperolehnya dari berkat didikan seorang nyonya Asisten Residen bangsa Belanda.


Sejak kecil, Dewi Sartika sudah menunjukkan bakat pendidik dan kegigihan untuk meraih kemajuan. Sambil bermain di belakang gedung kepatihan, beliau sering memperagakan praktik di sekolah, mengajari baca-tulis, dan bahasa Belanda, kepada anak-anak pembantu di kepatihan. Papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting dijadikannya alat bantu belajar.


Waktu itu Dewi Sartika baru berumur sekitar sepuluh tahun, ketika Cicalengka digemparkan oleh kemampuan baca-tulis dan beberapa patah kata dalam bahasa Belanda yang ditunjukkan oleh anak-anak pembantu kepatihan. Gempar, karena di waktu itu belum banyak anak-anak (apalagi anak rakyat jelata) memiliki kemampuan seperti itu, dan diajarkan oleh seorang anak perempuan.


Ketika sudah mulai remaja, Dewi Sartika kembali ke ibunya di Bandung. Jiwanya yang semakin dewasa semakin menggiringnya untuk mewujudkan cita-citanya. Hal ini didorong pula oleh pamannya, Bupati Martanagara, pamannya sendiri, yang memang memiliki keinginan yang sama. Tetapi, meski keinginan yang sama dimiliki oleh pamannya, tidak menjadikannya serta merta dapat mewujudkan cita-citanya. Adat yang mengekang kaum wanita pada waktu itu, membuat pamannya mengalami kesulitan dan khawatir. Namu karena kegigihan semangatnya yang tak pernah surut, akhirnya Dewi Sartika bisa meyakinkan pamannya dan diizinkan mendirikan sekolah untuk perempuan.


Tahun 1906, Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata, seseorang yang memiliki visi dan cita-cita yang sama, guru di Sekolah Karang Pamulang, yang pada waktu itu merupakan Sekolah Latihan Guru.


Sejak 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di sebuah ruangan kecil, di belakang rumah ibunya di Bandung, Dewi Sartika mengajar di hadapan anggota keluarganya yang perempuan. Merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, menulis, dan sebagainya, menjadi materi pelajaran saat itu


Usai berkonsultasi dengan Bupati R.A. Martenagara, pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika membuka Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama se-Hindia-Belanda. Tenaga pengajarnya tiga orang; Dewi Sartika dibantu dua saudara misannya, Ny. Poerwa dan Nyi. Oewid. Murid-murid angkatan pertamanya terdiri dari 20 orang, menggunakan ruangan pendopo kabupaten Bandung.


Setahun kemudian, 1905, sekolahnya menambah kelas, sehingga kemudian pindah ke Jalan Ciguriang, Kebon Cau. Lokasi baru ini dibeli Dewi Sartika dengan uang tabungan pribadinya, serta bantuan dana pribadi dari Bupati Bandung. Lulusan pertama keluar pada tahun 1909, membuktikan kepada bangsa kita bahwa perempuan memiliki kemampuan yang tak ada bedanya dengan laki-laki. Tahun 1910, menggunakan hartanya pribadi, sekolahnya diperbaiki lagi sehingga bisa lebih mememnuhi syarat kelengkapan sekolah formal.


Pada tahun-tahun berikutnya di beberapa wilayah Pasundan bermunculan beberapa Sakola Istri, terutama yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Pada tahun 1912 sudah berdiri sembilan Sakola Istri di kota-kota kabupaten (setengah dari seluruh kota kabupaten se-Pasundan). Memasuki usia ke-sepuluh, tahun 1914, nama sekolahnya diganti menjadi Sakola Kautamaan Istri (Sekolah Keutamaan Perempuan). Kota-kota kabupaten wilayah Pasundan yang belum memiliki Sakola Kautamaan Istri tinggal tiga/empat, semangat ini menyeberang ke Bukittinggi, di mana Sakola Kautamaan Istri didirikan oleh Encik Rama Saleh. Seluruh wilayah Pasundan lengkap memiliki Sakola Kautamaan Istri di tiap kota kabupatennya pada tahun 1920, ditambah beberapa yang berdiri di kota kewedanaan.


Bulan September 1929, Dewi Sartika mengadakan peringatan pendirian sekolahnya yang telah berumur 25 tahun, yang kemudian berganti nama menjadi "Sakola Raden Déwi". Atas jasanya dalam bidang ini, Dewi Sartika dianugerahi bintang jasa oleh pemerintah Hindia-Belanda.


Dewi Sartika meninggal 11 September 1947 di Tasikmalaya, dan dimakamkan dengan suatu upacara pemakaman sederhana di pemakaman Cigagadon-Desa Rahayu Kecamatan Cineam. Tiga tahun kemudian dimakamkan kembali di kompleks Pemakaman Bupati Bandung di Jalan Karang Anyar, Bandung.
Sumber : [You must be registered and logged in to see this link.] id.wikipedia.org
Back to top Go down
Share this post on: reddit

Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan :: Comments

No Comment.
 

Dewi Sartika Pahlawan Nasional Kaum Perempuan

Back to top 

Page 1 of 1

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
 :: NEWS & EDUCATIONS :: Sejarah-
Jump to:  
Free forum | ©phpBB | Free forum support | Report an abuse | Forumotion.com